Pengantar:
Website Asessmart berkomitmen untuk menyajikan referensi terpercaya bagi guru dan tenaga pendidik. Dalam era Kurikulum Merdeka, penilaian Pendidikan Agama Islam (PAI) mengalami penyesuaian signifikan. Artikel ini membahas panduan komprehensif penilaian PAI sesuai prinsip asesmen formatif dan sumatif yang mendukung pembentukan karakter Islami dan Profil Pelajar Pancasila.
Pendidikan Agama Islam bukan sekadar pengajaran nilai, tetapi juga pembentukan karakter spiritual yang kuat. Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian tidak hanya menilai aspek kognitif, tetapi juga:
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Penilaian menjadi alat diagnosis, bukan hanya penghakiman prestasi.
Menggunakan observasi sistematis terhadap perilaku siswa, seperti:
Instrumen: Lembar observasi, jurnal guru, catatan anekdot.
Meliputi penguasaan materi keagamaan:
Instrumen: Kisi-kisi soal, rubrik penilaian kognitif.
Menilai kemampuan praktik keagamaan, seperti:
Instrumen: Rubrik performa, video observasi, penilaian teman sebaya.
Proyek Ibadah Sosial Islami: Siswa membuat video dokumentasi kegiatan sedekah, bakti sosial, atau kampanye dakwah digital. Guru menilai:
Tantangan | Solusi |
---|---|
Sulit menilai sikap secara objektif | Gunakan observasi jangka panjang, libatkan guru lain, gunakan jurnal reflektif |
Terbatasnya waktu praktik | Gunakan strategi penilaian berbasis kelompok atau rotasi praktik |
Tidak semua siswa aktif | Gunakan format penilaian yang variatif dan interaktif |
Penilaian PAI dalam Kurikulum Merdeka bukan sekadar angka, melainkan sarana pembinaan karakter Islami. Guru dituntut kreatif, reflektif, dan mampu menyusun sistem penilaian yang berpihak pada perkembangan siswa. Melalui asesmen yang bermakna, nilai-nilai Islam tidak hanya diajarkan tetapi dihayati dan diamalkan.
Editor: Chotibul Umam
Kata Kunci Utama: Penilaian Pendidikan Agama Islam
Meta Deskripsi: Panduan penilaian PAI sesuai Kurikulum Merdeka untuk guru dan tenaga pendidik.
Tidak ada komentar